Berteriak histeris dan jerit ketakutan kerap mewarnai pemutaran film yang bergenre Horor. Berbeda dengan kebanyakan film horor yang ada di Indonesia yang lebih menonjolkan sosok hantu tradisional seperti Kunti Lanak, Leak atau sosok pocong dan lainnya, film Horor Hollywood justru mempunyai perspektif sendiri untuk mampu membuat penonton menjerit ketakutan.
Berdasarkan catatan dalam buku Sinema dalam Sejarah: Horor, sebagai negara maju, banyak definisi horor yang berlaku bagi masyarakat di sana, dan salah satunya adalah kehadiran berbagai makhluk aneh yang mempunyai beragam pikiran jahat serta memiliki kecenderungan untuk menyiksa dan membunuh.
Beberapa gambaran hantu yang di terima oleh sudut pantang rakyat Amerika adalah, vampir yang merupakan sosok makhluk penghisap darah, Lycan yang merupakan sosok serigala jadi-jadian, zombie yang merupakan makhluk pemakan daging, serta berbagai monster jahat yang hobi penyiksa korbannya.
Hampir semua jenis hantu yang digambarkan di atas, semuanya muncul sejak era perfilman bisu dimulai. Salah satu contohnya adalah film yang muncul pada tahun 1896 yang berjudul The Devil's Castle. Film ini sendiri menceritakan sosok seekor kelelawar yang terbang untuk mencari mangsa. Setelah si kelelawar ini menemukan target, dia akan langsung berubah menjadi iblis.
Setelah era hantu tradisional Amerika meraih sukses, kemudian muncul berbagai film yang didasarkan kepada dongeng rakyat Eropa serta novel-novel gotik Eropa. Beberapa film yang sangat kental nuansa legenda Eropa adalah Film Frankenstein serta Dracula.
Beberapa film di yang berakar dari novel gotik adalah The Phantom of the Opera yang dirilis pada tahun 1925 serta The Hunchback of Notre Dame yang dirilis pada tahun 1939. Tidak hanya itu, lewat kedua film tersebut, kemudian timbulnya salah satu ciri khas film Horor Hollywood yang selalu menyertakan katedral, terowongan, labirin dan ruang bawah tanah sebagai tempatnya para hantu.
Sejak saat itu, berbagai film horor Hollywood memulai gaya barunya yang lebih terbuka. Mereka tidak hanya menggunakan cerita rakyat Amerika dan Eropa sebagai ide cerita, tetapi sudah mulai ada pengembangan ide cerita yang didapatkan dari pencampuran budaya negara Asia serta fiksi ilmiah.