Frozzaholics, kalau kita mengamati dunia perfilman, yang namanya film adaptasi atau remake memang hal yang wajar terjadi. Contohnya saja film-film Horror Jepang yang banyak diremake untuk dibawa ke Amerika dengan status sebagai film Hollywood.

Walaupun begitu, sudah terlalu banyak orang yang mengenal dunia perfilman Jepang sebagai negara terbaik yang kerap memproduksi genre horor. Bahkan film-film horror Jepang kepar diidentikan dengan film yang sangat menyeramkan, tidak jarang membuat penontonya susah memejamkan mata karena terbawa suasana mencekam dalam film tersebut.

Misalnya saja film yang berjudul Pulse. Film ini sendiri diadaptasi dari Film Kairo yang diadaptasi dari novel dengan judul yang sama. Dalam versi Jepang, film ini banyak mendapatkan tepuk tangan penonton karena mampu menyajikan film horror yang nggak lazim di zamannya.

Pasalnya, film ini mengangkat tema tentang hantu yang tinggal dalam internet. Kairo sendiri sempat mendapat tempat di Festival Film Cannes 2001. Walaupun begitu, sayang versi Hollywood dengan judul Pulse ini kurang mendapatkan sambutan yang hangat dari para penggemar film.

Alasannya, film yang dibintangi oleh Kristen Bell tersebut dianggap kurang bisa mewakili emosi penonton karena terlalu mengandalkan visual efek dan adegan horror yang klise. Penggemar pun kemudian membandingkan Pulse dengan Kairo yang jauh lebih natural, walaupun hanya mengandalkan kejutan dan makeup yang sederhana.

Kegagalan Hollywood dalam mengadaptasi film horror Jepang pun berlanjut ke film yang berjudul The Ring. Film adaptasi dari film berjudul Ringu ini mengisahkan tentang Sadako, sosok hantu wanita berambut panjang yang kerap muncul tiba-tiba dari sumur dan menakuti siapapun yang melihatnya.

Walaupun versi asli Jepangnya begitu melegenda, tapi film versi Hollywoodnya sangat mengecewakan. Lagi-lagi masalahnya sama, Hollywood terlalu mengandalkan visual efek sehingga mengalahkan suasana hening yang seharusnya bisa membawa aura ketegangan yang begitu menyiksa.

Film Horor Amerika

Belajar dari dua film tersebut saja sudah bisa kita simpulkan jika Hollywood selalu kalah dari Jepang dalam hal makeup dan kemampuan hening yang terasa menegangkan. Selain itu, film horror Jepang pun kerap mampu menyajikan ending film yang tidak menyenangkan. Hal inilah yang membuat suasana mengerikan seolah tidak pernah berkahir.

Para sutradara Hollywood pun terkesan selalu melupakan beberapa hal sepele yang justru selama ini dianggap sebagai kekuatanĀ  film-film horror Jepang, misalnya saja, panjangnya waktu hening membuat efek yang menakutkan, cerita yang terasa lebih nyata dengan hal-hal yang ada dalam kehidupan, serta tema film yang sangat sederhana.

Terlepas dari semua itu, harus diakui jika Hollywood merupakan industri film yang sangat besar. Jika dibandingkan dengan film horror Indonesia, rasanya horror Hollywood masih lebih mencekam lho. Setuju nggak frozzaholics?